Hampir 24 tahun kami mengarungi kehidupan bersama, belum pernah terpisah jarak lebih dari satu bulan lamanya.
Bahkan, ternyata dalam memilih kesibukan pun hampir selalu dalam bidang yang sama, saling mendukung kadang-kadang mengikuti.
Di awal pernikahan, saya mengikuti jejak suami yang aktif dalam mengelola Taman Pendisikan Al-Qur'an dan pelatihan metode pengajarannya. Hampir 9 tahun kami mengelola TPA yang sama, walaupun dengan intensitas yang berbeda.
Sambil mengelola TPA, suami bergabung di kepengurusan orgajisasi pemuda masjid, BKPRMI, di lembaga yang mengurusi TPA. Atas permintaan teman-temannya, beberapa tahun kemudian saya diamanahi lembaga yang membina keluarga sakinah.
Di partai pun seperti itu, suami di kepengurusan inti, saya di bagian kewanitaannya.
Saat suami mengelola PGTK, saya jadi salah satu dosennya. Tentu bukan hanya karena saya istrinya, tapi ada kompetensi yang bisa saya berikan di lembaganya.
Ketika suami merambah dunia terapis, dengan pertimbangan memang suka dengan keilmuannya, saya pun mengikuti beliau. Walau ada sedikit beda cabang ilmunya, tapi justru saling melengkapi. Suami membidangi bekam, herbal dan pijat, saya ambil bekam, herbal dan akupunktur. Hal ini sangat mendukung ketika suami membuka lembaga kursus di bidang pengobatan tradisional, setidaknya saya bisa mengisi peluang sebagai pembimbing.
Di organisasi pengobatan tradisional pun begitu, ha ha, mungkin ada yang bosan melihat kami selalu beriringan di tempat dan bidang yang sama. Lha, biarlah, kami nggak bosan kok.
Di dalam rumah tangga pun seakan lupa batas hak dan kewajiban kami sebagai suami istri, semua hal dilakukan bersama-sama, saling melengkapi, saling membantu dan bila diperlukan saling menggantikan fungsi.
Terkait dengan dunia parenting dengan 6 orang anak, menjadi alasan kami sering diundang mengisi acara, kadang tidak jelas, siapa yang diundang, siapa yang ikut, siapa yang sekedar mengahtarkan, yang jelas kami ada di tempat yang sama. Juga kaitannya dengan efek dari kegiatan saya sebagai penulis.
Apa keuntungannya?
Sinergi!
Kami bisa melakukan aktivitas luar rumah sekaligus urusan keluarga. Sambil rapat bawa anak, saat kunjungan sekaligus traveling dengan anak, kendaraan satu bisa untuk berdua. Tak perlu banyak penjelasan untuk bisa saling memahami kesibukan. Dan itu berpengaruh pada parenting. Anak-anak terbiasa dengan kiprah orang tuanya yang selalu berusaha memberikan manfaat kepada masyarakat. Sebuah metode keteladanan dalam upaya mendidik mereka menjadi generasi yang tidak hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk kepentingan orang banyak.
Menua bersama sekaligus menua dalam kebersamaan.
No comments:
Post a Comment