Thursday, June 23, 2016

Sikecil yang Bermisi Besar

Sebagai penulis, umur saya masih balita, wajar kalau tak dianggap siapa-siapa.

Di hadapan manusia, kami bukan siapa-siapa, pejabat bukan, apalagi orang yang berharta.

Kadang rasa minder menyurutkan langkah saya untuk terus bergerak menawarkan hasil karya ini, tapi suami selalu menyemangati, bahwa kita bukan sekedar jual buku, tapi sedang dalam misi mendakwahkan Al Qur'an dengan mensosialisasikan model keluarga hafidzul qur'an yang sederhana dan sangat mungkin dicontoh oleh keluarga muslim pada umumnya.

Saat sedang lemah semangat, saya merasa kami bergerak sendiri mengemban misi ini, menuliskannya, menerbitkan dengan biaya sendiri drngan menyisihkan uang belanja yang tak seberapa. Tetapi, dalam setiap niat baik, Allah mengutus para penolong, kebaikan hati Ikhsan Aura, memberikan dukungan dengan meringankan sistem pembayaran. Memasarkannya pun dengan akal-akalan sendiri. Semua kami jalani, walau langkah tersendat-sendat.

Kenapa tidak diterbitkan skala besar oleh penerbit mayor? Rasa minder sebagai penulis pemula ditambah dengan bayangan masa tunggu dilihat oleh penerbit, dan belum tentu diterima, membuat kami memutuskan untuk menerbitkan sendiri.
Mengapa tidak bersabar mengikuti prosedur umum?

Karena saya tidak tahu masih punya umur berapa untuk menanti giliran diterbitkan mayor. Bismillah!

Alhamdulillah, terhitung dari Januari 2016, sudah terbit 700 eksmplar, tetapi angka itu masih terlalu kecil untuk sebuah misi besar!

Kami bukan pemasar ulung yang berpengalaman, bahkan menawarkan langsung saat tatap muka kepada calon pembeli pun masih maju-mundur, malu!  Akal terus berputar, mencari celah dari setiap kesempatan, berupaya satu tindakan berdampak pada meningkatnya arah pandang kepada buku saya. Terkadang terkesan mencuri kesempatan, memanfaatkn momen-momen yang mungkin diselipkan mengenalkan buku itu, walau hanya satu dua orang.

Hari ini, kesempatan itu ada, walaupun spontan. Bertepatan dengan acara khataman AlQur'an oleh para hafidz/oh yang diselenggarakan serentak di masjid-masjid terpilih sejak ba'da subuh. Acara yang direstui oleh gubernur Lampung, Bapak Ridho Ficardo disambung dengan buka bersama.

Siang hari, saya terpikir, bagaimana caranya menyampaikn buku itunke gubernur, tentu dengannharapan ada efek positipnya terhadap perjlaanan misi ini. Kami tersambung dengan acara itu karena dua anak kami  Hilmy Aziz dan Maritsa Hany Aulia serta menantu kami Aunur Rofiqoh A. ada di sana, sebagai peserta khataman.

Yes! Momen yang tepat!

Eksekusi jadi tanggung jawab suami. Alhmdulillah, berhasil!

Gambar yang diambil sangat berarti bagi kami, semoga ini bentuk dukungan umara kepada misi penting ini, seperti yang sudah dilkukannya dengan beberapa tindakan sebelumnya.

Barokallah!

2 comments:

  1. Barokallah ya Mbk, semoga sukses bukunya dnegan misi yang besar. Kapan ya bisa ketemuan? fb Mbk penuh euy gak bisa diadd :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin,jazakillah doanya. boleh diatur,kan di kota yang sama. kemarin ngintip blognya, keren tenan. yg masih lowong di Neny Suswatidua

      Delete