Saturday, June 18, 2016

Anak Palestina

"Indonesia belum benar-benar merdeka sebelum Palestina merdeka, Indonesia belum merasa nyaman sebelum Palestina nyaman"

Kutipan di atas adalah pernyataan presiden pertama Indonesia, Sukarno, yang dicatat oleh bangsa Palestina. Hal ini disampaikan oleh Muhammad K B, pemuda Palestina yang mewakili bangsanya, saat safari Ramadhan di Bandarlampung bersama Tim KNRP, kemarin.

Begitu istimewa nama Indonesia di hati bangsa Palestina, karena perhatiannya terhadap perjuangan mereka membela Masjidil Aqsho mewakili umat dunia dalam menegakkan kalimatullah.

Bertemu dengan beliau, pemuda Palestina yang tak bisa kembali ke tanah airnya setelah keluar ke Sudan untuk kuliah kedokteran, seakan menghentak hati, bagaimana pilu hatinya menahan rindu pada keluarga yang tak dapat dijumpainya, sedang maut mengancam setiap saat. Dalam kondisi negeri yang genting, pemuda-pemuda Palestina tetap mengutamakan belajar. Bagaimana anak-anak di sana, sejak kecil diprogram hafal Al Qur'an, walau belajar dengan cahaya seadanya, mereka tetap semangat belajar. Tak ada putus asa!

Tidak bosan mendengarkan penyampaiannya, penuh semangat, walaupun untuk memahaminya butuh penterjemah. Di selingi lantunan ayat-ayat Al Qur'an yang begitu indah, maklumlah, di usianya yang ke 15, beliau sudah hafal Al Qur'an, seperti anak-anak Palestina lainnya.

Bagaimana dengan anak-anak kita? Remaja-remaja kita?

Air mata tak bisa ditahan saat menyaksikan rekaman video terbaru kondisi Palestina. Tangis haru, bangga, sedih. Bagaimana ibu-ibu di sana ditakuti Yahudi karena di balik jilbab lebarnya sering tersembunyi pisau yang dengan berani digunakan untuk menyerang Yahudi yang ditemuinya. Bagaimana anak-anak kecil di sana bersabar dan tidak berebut saat ada sedikit makanan untuk dibagi, bagaimana pemuda-pemudanya begitu berani tanpa takut mati melawan pasukan Israel yang selalu mengganggu keluarga mereka.

Air mata sedih kembali menitik di sesi akhir, ketika tak bisa ikut para peserta lain berlomba dalam sesi lelang, begitu mudahnya angka-angka itu tumpah dari bibir mereka, ratusan ribu, juta, cincin dan lainnya. Barokallahulakum, semoga yang tak bisa membantu dengan harta bisa berpartisipasi dalam bentuk lain.

No comments:

Post a Comment